Sidoarjo — Suasana aula pertemuan SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo terasa istimewa pada Selasa, 6 Mei 2025. Di hari itu, berlangsung sebuah kegiatan kolaboratif yang memadukan dua program unggulan sekolah: pendampingan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan presentasi karya tulis ilmiah siswa kelas XII.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan pendidikan, termasuk pengawas pembina SMA Pembangunan Jaya 2, Bpk. Ali Tamami, didampingi kepala sekolah ibu Suci Wulandari. Kehadiran beliau turut memberikan apresiasi atas dedikasi dan pencapaian sekolah dalam mengimplementasikan pelaksanaan P5 di lingkungan sekolah.
Dalam sambutannya, Ali Tamami mengapresiasi capaian yang telah ditorehkan oleh SMA Pembangunan Jaya 2, terutama dalam mengintegrasikan P5 dengan praktik pembelajaran nyata yang menumbuhkan karakter dan keterampilan abad ke-21. “Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila bukan sekadar konsep, tapi telah menjadi praktik yang hidup dalam budaya sekolah,” ungkapnya.
Salah satu bentuk konkret implementasi tersebut adalah kewajiban bagi seluruh siswa kelas XII untuk menyusun karya tulis ilmiah sebagai bagian dari tugas akhir mereka. Program ini sejatinya sudah dilaksanakan secara konsisten sejak beberapa tahun sebelum sekolah ini resmi menyandang status sebagai Sekolah Penggerak. Kini, kegiatan tersebut telah menjadi ikon akademik SMA Pembangunan Jaya 2, mencerminkan upaya serius sekolah dalam menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan argumentatif.
Kepala sekolah Suci Wulandari menyampaikan bahwa pendampingan yang diberikan oleh pengawas sangat membantu sekolah dalam menyelaraskan visi Kurikulum Merdeka dengan praktik lapangan. “Melalui pendampingan yang intensif, guru-guru kami semakin percaya diri dan terarah dalam melaksanakan P5 secara tematik dan interdisipliner. Kolaborasi antar-guru pun semakin menguat,” jelasnya.
Dalam sesi pendampingan, para guru dan wakil kepala sekolah diajak untuk merefleksikan proses pelaksanaan P5 yang sudah berjalan. Mereka juga berbagi praktik baik (best practices) dalam merancang projek yang relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. Kegiatan ini menjadi ajang saling belajar antar guru dan memperkaya strategi pengajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter dan kompetensi siswa.
Sementara itu, presentasi karya tulis dari siswa kelas XII juga menjadi sorotan penting dalam kegiatan tersebut. Beragam tema dipaparkan oleh siswa dengan argumentasi dan pendekatan ilmiah yang mengesankan. Hal ini menjadi bukti bahwa siswa tidak hanya dilatih dalam aspek kognitif, tetapi juga dalam kemampuan berpikir kritis dan sistematis—salah satu ciri utama dari Profil Pelajar Pancasila.
“Menulis karya tulis ilmiah bukan sekadar tugas akademik, melainkan latihan nyata dalam berpikir kritis, menyusun argumen, dan menuangkannya dalam bentuk tertulis yang terstruktur. Ini juga menjadi bekal berharga ketika mereka nanti melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” tambah Ali Tamami dalam sesi refleksi.
Dengan menggabungkan pendampingan P5 dan presentasi karya tulis dalam satu rangkaian kegiatan, SMA Pembangunan Jaya 2 menunjukkan bahwa transformasi pendidikan tidak bisa dilepaskan dari sinergi antara pengawas, kepala sekolah, guru, dan siswa. Ini sekaligus menjadi cermin bagaimana semangat Kurikulum Merdeka benar-benar diterapkan secara konkret di sekolah.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam mengembangkan budaya akademik dan karakter peserta didik melalui pendekatan yang holistik, kontekstual, dan partisipatif. Ke depan, SMA Pembangunan Jaya 2 berkomitmen untuk terus menyebarluaskan praktik baik ini melalui forum-forum kolaboratif antar-sekolah dan komunitas belajar.
0 Komentar