Ad Code

SMA Al Fattah Tanamkan Empati Santri di Griya Lansia Husnul Khotimah Malang

Guru pendamping SMA Al Fattah berfoto bersama pimpinan Griya Lansia Husnul Khotimah Malang

Malang, 12 November 2025Dengan mengusung tema “Indahnya Berbagi Kebahagiaan untuk Tumbuhkan Rasa Peduli Santri”, siswa kelas XII SMA Al Fattah Buduran Sidoarjo melaksanakan kegiatan kokurikuler di Griya Lansia Husnul Khotimah Malang, Rabu (12/11).

Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan empati, rasa syukur, dan kepedulian sosial terhadap sesama, khususnya kepada para lansia.
Momen haru ketika siswa berinteraksi dan berbagi cerita bersama para lansia

Sebanyak 59 siswa dan 8 guru pendamping turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka berinteraksi langsung dengan sekitar 150 penghuni lansia, berbagi cerita, bernyanyi bersama, hingga memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari.
Suasana hangat dan penuh haru tampak ketika para santri menyapa dan mendengarkan kisah hidup para penghuni griya dengan penuh perhatian.


“Merawat Orang Tua Adalah Pintu Rezeki”

Pimpinan Griya Lansia Husnul Khotimah, Bapak Arif, menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang makna berbakti kepada orang tua.

“Merawat orang tua membuka pintu rezeki. Jika orang tua sampai dititipkan di griya lansia, berarti ada yang gagal dalam tanggung jawab keluarga,” ujarnya.

Beliau juga mengungkapkan bahwa pengelolaan griya lansia memerlukan biaya besar setiap bulan, seperti pampers mencapai Rp 110 juta dan biaya makan sekitar Rp 90 juta.
Meski demikian, ia menegaskan pentingnya keikhlasan dalam membantu sesama.

“Tiap perut sudah ada jatah nasi. Yang penting kita ikhlas membantu,” tambahnya.

Pesan ini selaras dengan nilai-nilai karakter yang ditanamkan melalui kegiatan kokurikuler di SMA Al Fattah, yaitu beriman, berakhlak mulia, dan gemar bergotong royong.


Belajar Empati Melalui Pengalaman Nyata

Momen penuh haru — Seorang siswi SMA Al Fattah Buduran dengan lembut menggenggam tangan salah satu penghuni Griya Lansia

Kegiatan sosial di Griya Lansia ini menjadi bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), di mana santri diajak untuk belajar langsung dari kehidupan nyata.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, K.H. M. Fauzan, Lc., M.Pd. yang turut hadir memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Siswa belajar bukan hanya dari buku, tetapi dari pengalaman hidup. Nilai empati dan tanggung jawab sosial perlu ditumbuhkan sejak dini,” ujarnya.


Refleksi dan Doa Bersama

Sebagai penutup kegiatan, para santri melakukan refleksi dan doa bersama, menuliskan kesan serta pesan setelah berinteraksi dengan para lansia. Banyak di antara mereka mengaku terharu dan termotivasi untuk lebih menghargai peran orang tua di rumah.

Kepala SMA Al Fattah Sidoarjo, Ridwan, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas antusiasme siswa dalam kegiatan kokurikuler tersebut.

“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menumbuhkan karakter santri yang berempati, peduli, dan memiliki kepekaan sosial. Berbagi kebahagiaan adalah wujud nyata dari akhlak mulia yang harus terus dipupuk,” ungkapnya.

Rombongan santri kelas 12 Putra SMA Al Fattah Buduran berfoto bersama para pendamping

Kegiatan kokurikuler bertema “Indahnya Berbagi Kebahagiaan untuk Tumbuhkan Rasa Peduli Santri” ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membentuk karakter dengan cara yang hangat dan bermakna.

Posting Komentar

0 Komentar