Malang, 12 November 2025 — Dengan mengusung tema “Indahnya Berbagi Kebahagiaan untuk Tumbuhkan Rasa Peduli Santri”, siswa kelas XII SMA Al Fattah Buduran Sidoarjo melaksanakan kegiatan kokurikuler di Griya Lansia Husnul Khotimah Malang, Rabu (12/11).
“Merawat Orang Tua Adalah Pintu Rezeki”
Pimpinan Griya Lansia Husnul Khotimah, Bapak Arif, menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang makna berbakti kepada orang tua.
“Merawat orang tua membuka pintu rezeki. Jika orang tua sampai dititipkan di griya lansia, berarti ada yang gagal dalam tanggung jawab keluarga,” ujarnya.
“Tiap perut sudah ada jatah nasi. Yang penting kita ikhlas membantu,” tambahnya.
Pesan ini selaras dengan nilai-nilai karakter yang ditanamkan melalui kegiatan kokurikuler di SMA Al Fattah, yaitu beriman, berakhlak mulia, dan gemar bergotong royong.
Belajar Empati Melalui Pengalaman Nyata
Kegiatan sosial di Griya Lansia ini menjadi bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), di mana santri diajak untuk belajar langsung dari kehidupan nyata.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah, K.H. M. Fauzan, Lc., M.Pd. yang turut hadir memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Siswa belajar bukan hanya dari buku, tetapi dari pengalaman hidup. Nilai empati dan tanggung jawab sosial perlu ditumbuhkan sejak dini,” ujarnya.
Refleksi dan Doa Bersama
Sebagai penutup kegiatan, para santri melakukan refleksi dan doa bersama, menuliskan kesan serta pesan setelah berinteraksi dengan para lansia. Banyak di antara mereka mengaku terharu dan termotivasi untuk lebih menghargai peran orang tua di rumah.
Kepala SMA Al Fattah Sidoarjo, Ridwan, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas antusiasme siswa dalam kegiatan kokurikuler tersebut.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menumbuhkan karakter santri yang berempati, peduli, dan memiliki kepekaan sosial. Berbagi kebahagiaan adalah wujud nyata dari akhlak mulia yang harus terus dipupuk,” ungkapnya.
Kegiatan kokurikuler bertema “Indahnya Berbagi Kebahagiaan untuk Tumbuhkan Rasa Peduli Santri” ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membentuk karakter dengan cara yang hangat dan bermakna.

.jpeg)


0 Komentar